Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X

Beberapa hari lalu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta sejumlah bendera partai di lokasi bencana erupsi Merapi diganti bendera merah putih. Pernyataannya ini memperoleh dukungan politisi Demokrat Ulil Abshar Abdalla.

"Tidak etis daerah bencana jadi area komersil," kata Ulil. "Ini menyangkut kemanusiaan," kata Ulil Abshar Abdalla, dalam diskusi 'Politisasi Bencana', di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat 5 November 2010.

Dia menilai pemasangan atribut partai sudah berlebihan dan dibuat mencolok untuk menarik perhatian. Menurutnya, kalau membantu, bantu saja. "Kalaupun pasang atribut, seperlunya saja sebagai penanda posko."

Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengatakan, komersialisasi daerah bencana oleh partai politik akibat salah tafsir marketing politik. Dia menilai partai ingin hasil instan meraih simpati publik.

Padahal, kata dia, simpati pada korban lebih dibutuhkan. "Bersimpati pada korban adalah salah satu yang efektif menarik simpati massa terhadap partainya," kata Budiman.

Budiman menilai, presiden Chile dan elit politik negeri itu lebih bisa menunjukkan simpati dengan tulus. Dia memuji Presiden Chile dalam mendampingi penyelamatan korban ambrolnya tambang emas yang menimbun puluhan buruh tambang.

"Saya sendiri tidak melihat ada bendera Partai Republik atau Demokrat di daerah bencana itu. Mereka sadar betul kalau kejadian itu bagian dari kemanusiaan dan bukan komersialisasi," ujarnya. Demikian informasi dari Brajag tentang Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.