Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul

Fortuner SUV Terbaik. Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul sepekan ini menjadi sorotan, terkait pencopotannya dari kursi Ketua DPP Partai Demokrat.

Di balik pencopotannya, publik dipenuhi spekulasi, apakah karena pernyataannya yang sering kontroversial atau alasan lain. Yang jelas, Ruhut kerap berbicara ke pers, meminta Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum mundur dari jabatannya.

Dari dulu, perrnyataan Ruhut selalu kontroversial. Tribunnews.com, Minggu (16/12/2012), mengutip dari Wikipedia sejumlah pernyataan Ruhut beberapa tahun sebelumnya, yang mengundang polemik.

Pada 3 Juni 2009, Front Pembela Islam (FPI) menyatakan akan menangkap Ruhut Sitompul atas pernyataannya yang telah menyinggung etnis Arab, bila polisi tidak menanggapi permintaan Forum Keturunan Arab Indonesia (FOKARI) yang sebelumnya juga sudah meminta polisi menangkap Ruhut.

Atas kejadian ini, Ruhut mendapatkan teguran dari Partai Demokrat, dan kemudian secara pribadi dan atas nama Partai Demokrat, Ruhut meminta maaf atas pernyataannya. Kasus ini tidak berlanjut hingga ke pengadilan.

Isu rasis kembali menimpa Ruhut dalam diskusi 'Angket Century SBY Jatuh' yang digelar Forum Umat Islam di Wisma Darmala Sakti, Jakarta. Dalam diskusi tersebut, Ruhut mengatakan, "Kasus yang seperti begini dari dulu sudah ada. Sejak zaman Megawati sudah ada, waktu itu Sri Mulyani-nya (maksudnya Menkeu) Si Cina, Kwik Kian Gie."

Salah seorang peserta diskusi, Adi, meminta pencabutan kata-kata rasis tersebut, namun Ruhut akhirnya keluar meninggalkan ruangan. Beberapa pernyataan Ruhut lain yang mengundang kontroversi di antaranya soal tantangan 'potong kuping' dan 'potong leher'.

Pada 20 November 2009, Ruhut mengeluarkan pernyataan merelakan kupingnya dipotong, jika dana bailout Rp 6,7 triliun Bank Century mengalir ke Partai Demokrat dan Presiden SBY.

"Tidak ada kaitannya SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong kuping Ruhut Sitompul."

Berdekatan dengan pernyataan itu, Ruhut juga menyatakan lehernya siap ditebas pedang, jika putra kesayangan SBY, Edhie Baskoro (Ibas) juga menikmati 'uang haram' Kasus Bank Century.

"Kalau Ibas terima Rp 500 miliar, potong leher saya."

Mantan politisi Partai Golkar kembali berjanji merelakan lehernya ditebas, jika Ketua Pansus Hak Angket Century tidak diduduki oleh Idrus Marham, pendatang baru di Hak Angket Century.

"Enggak mungkin oposisi (jadi ketua Pansus). Potong leher saya. Ya buat apa dong koalisi. Ini kan kasihan rakyat. Ini hanya sinetron politik."

Pada 20 Desember 2009, Ruhut kembali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. Ia rela dirajam jika Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani hadir, bila dipanggil oleh Panitia Khusus (Pansus) Bank Century.

"Saya akan menjamin saat Boedi dipanggil tidak datang, Sri Mulyani tidak datang saat dipanggil. Teman-teman bisa panggil saya keluar, rajam saya, cabut nyawa saya."

Ruhut mengaku Partai Demokrat dirugikan. Menurutnya, nama putra bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro, Joko Suyanto, Trio Mallarangeng (Andi, Rizal, dan Choel) difitnah menerima duit panas Century.

Pada Pansus Century 6 Januari 2010, Ruhut Sitompul berseteru dengan Gayus Lumbuun, hingga kemudian dia menyebut Prof Gayus sebagai 'b...sat'. Pernyataan yang dianggap kasar itu mengundang kontroversi.

Pada Pansus Bank Century, Ruhut juga melukai hati warga Makassar khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya, karena menyebut Wakil Presiden periode 2004-2009 M Jusuf Kalla dengan sebutan Daeng.